Cari Blog Ini

Selasa, 20 April 2010

JOHANN SEBASTIAN BACH 1685-1750

Gaya irama musik Eropa Barat tentu saja berbeda-beda. Yang satu begini, yang lain begitu. Johann Sebastian Bach penggubah besar Jermanlah yang berhasil memadukan semuanya itu, bagai berbagai bunga dirangkum dalam satu pot. Dia jumput yang terbaik dari Italia, Perancis, dan musik tradisi Jerman, dia berhasil memperkaya dalam satu paduan yang indah. Di masa hidupnya Bach tidaklah begitu kesohor, bahkan hampir tidak digubris orang selama lima puluh tahun sesudah kematiannya. Tetapi, ketenarannya menanjak secara meyakinkan pada saat seratus lima puluh tahun terakhir ini, dan kini dia terkenal dan tergolong salah satu dari dua atau tiga musikus terbesar sepanjang jaman. Malahan, menurut sementara orang, dialah yang terbesar dari yang terbesar.

Bach dilahirkan tahun 1685 di kota Eisenach, Jerman. Dasar untungnya dia dilahirkan di suatu lingkungan di mana bakat musik dikagumi orang dan hasil karya ciptaan musik mendapat penghargaan. Memang famili Bach tergolong orang-orang yang dikenal di dunia musik bertahun-tahun sebelum Bach lahir. Ayahnya seorang penggesek biola yang boleh, kedua pamannya penggubah-penggubah termasyhur, dan banyak sepupunya juga termasuk orang-orang yang dihormati di dunia musik.

Bunda Bach meninggalkan dunia fana tatkala umurnya sembilan tahun dan dia jadi yatim-piatu tatkala umurnya sepuluh tahun. Sebagai anak belasan, dia peroleh beasiswa masuk sekolah St. Michael di Luneburg, sebagian karena suaranya bagus, sebagian karena alasan kebutuhannya. Dia tamat dari sekolah itu tahun 1702 dan di tahun berikutnya dia dapat posisi jadi penggesek biola pada suatu rombongan musik kamar. Lebih dari dua puluh tahun dia pegang rupa-rupa kerjaan. Selama masa hidupnya Bach terutama terkenal sebagai pemain organ yang luar biasa, walau berbarengan dengan itu dia seorang penggubah, guru dan pemimpin orkes. Tahun 1723 tatkala umurnya mencapai dua puluh tujuh tahun dia dapat jabatan jadi pemimpin rombongan penyanyi gereja St. Thomas di Leipzig. Jabatan ini dipegang selama dua puluh tahun sisa hidupnya. Dia meninggal dunia tahun 1750.

Kendati Bach selalu dapat kedudukan bagus dan bisa memelihara keluarganya, dia tidaklah semasyhur Mozart dan Beethoven selama dia hidup (bahkan tak semasyhur Frederich Chopin dan Franz Liszt). Tak semua pembantu Bach insyaf atas kegeniusannya. Di Leipzig, dewan kota ingin memperkerjakan seorang "musikus kelas wahid." Baru sesudah mereka tak berhasil memperolehnya, jabatan itu ditawarkan kepada Bach dengan ogah-ogahan! (Di lain pihak, beberapa tahun kemudian, ketika dia kepingin berhenti dari jabatan selaku pemain organ dan pemimpin konser di istana di Weimar supaya bisa pindah kerja baru, sang Pangeran enggan meloloskan keinginannya dan Bach dijebloskan ke dalam penjara. Bach meringkuk lebih dari tiga minggu di bui sebelum akhirnya Pangeran melembut).

Bach kawin dengan sepupunya ketika umur dua puluh dua tahun. Tak kurang dari tujuh anak berojol dari perkawinan itu, tetapi isterinya meninggal ketika Bach berumur tiga puluh lima tahun. Dia kawin lagi tahun berikutnya. Sang isteri kedua ini bukan saja mengasuh dan membesarkan ketujuh anak-anak itu, tetapi dia juga melahirkan tiga belas anak. Cuma tujuh anak Bach yang hidup hingga Bach meninggal,tetapi empat diantaranya menjadi musikus terkenal atas hasil usahanya sendiri. Betul-betul famili yang berbakat! Bach seorang musikus yang produktif. Hasil karyanya meliputi sekitar 3000 "contants" (musik pendek yang dinyanyikan oleh sebuah paduan suara dan seorang soloist); seperangkat 48 "figures" atau komposisi musik yang membawakan lebih dari satu tema dan suara yang ganti-berganti kemudian diulangi dalam bagan yang sulit, dan "prelude" atau pemula yang membentuk gubahan "The Well-Tempered Clavier"; paling sedikit 140 "prelude" lainnya; lebih dari 100 komposisi alat harp; 23 "concertos" atau komposisi musik untuk satu atau lebih instrumen solo didukung oleh sebuah orkestra; 4 "overtures" atau komposisi musik pendahulu opera; 33 "sonata" atau komposisi musik untuk satu alat misalnya piano; 5 "masses" atau kumpulan orkes yang main berbareng; 3 "oratorios" atau komposisi musik keagamaan; dan banyak lagi yang lain-lain. Pendek cerita, Bach mencipta lebih dari 800 musik serius selama hidupnya.

Dia seorang penganut Luther, dan teramat taat beragama. Dia ingin musiknya melayani kepentingan gereja, dan sebagian terbesar hasil karyanya memang musik-musik keagamaan. Dia tidak punya gelagat mencoba menemukan sesuatu bentuk musik baru, melainkan sekedar meninggikan mutu musik yang sudah ada saja.

Dalam tempo setengah abad sesudah kematiannya, musik Johann Sebastian Bach umumnya disepelekan. (Perlu dicatat, meski begitu, para musikus terbesar pada saat itu --Haydn, Mozart, dan Beethoven-- menganggap Bach itu seorang genius). Gaya baru musiknya berkembang, dan gaya kuno Bach mengendur. Tetapi, sesudah tahun 1800 ada semacam kebangkitan kembali pada Bach, dan sejak itu dia naik terus reputasinya. Di jaman sekuler seperti sekarang ini Bach lebih populer ketimbang di jamannya sendiri. Ini memang ganjil! Komponis yang dianggap kuno 200 tahun yang lalu, baik kuno gaya maupun kuno isi masalah, sekarang justru dikagumi orang. Kenapa bisa begitu? Apa sebab-musabab reputasinya yang dahsyat?

Pertama, Bach umumnya dianggap secara teknis merupakan "tukang" terbaik dari semua komponis-komponis besar. Dia amat akrab dan kenal baik semua sumber musik pada jamannya dan dia bisa menggunakan dengan teramat sempurna. Misalnya, tak ada seorang komponis pun saat itu yang mampu menandingi apalagi mengalahkan penguasaan Bach atas apa yang disebut "counter point", yaitu teknik memainkan dua atau lebih melodi serempak pada saat yang sama. Tambah pula, karya-karyanya dikagumi karena logis dan keberagamaan penampilan orkestranya, dikagumi kemantapan argumentasinya atas tema, dikagumi irama-iramanya yang ekspresif.

Bagi para mahasiswa di bidang musik yang serius, kedalaman dan keruwetan struktur komposisi Bach menyuguhkan mereka daya tarik yang tahan lama ketimbang karya komponis lain yang mudah dipahami. Banyak peminat musik menganggap Bach seorang komponis yang sukar, tetapi dapat pula dibuktikan bahwa para pengikutnya tidaklah terdiri dari kelompok kecil elite musik semata. Rekaman-rekamannya mungkin lebih laku terjual dibanding karya komponis-komponis lain kecuali Beethoven. (Tentu saja, secara jangka panjang karya Bach atau Beethoven lebih banyak didengar dan disimak orang ketimbang karya komponis yang "populer" yang kalau baru muncul "manyala," tetapi kepopulerannya cepat memudar).

Di mana urutan Bach mesti ditempatkan dalam buku ini? Jelas, dia kudu diletakkan dibawah Beethoven; bukan saja karena karya Beethoven lebih masyhur, tetapi dia seorang pembaharu yang berani yang mempengaruhi jalannya sejarah dunia musik ketimbang Bach. Juga tampaknya pantas menempatkan Bach di bawah Michelangelo, tokoh terkemuka di bidang seni visual, dan jauh di bawah Shakespeare, sastrawan genius besar. Tetapi, ditilik dari popularitas yang langgeng dari musik Bach dan pengaruhnya terhadap komponis-komponis yang datang belakangan, sudah semestinya menempatkan di urutan lebih atas dari tokoh sastrawan dan seniman lainnya. (Sumber : media.isnet.org)
Lima Tokoh Musik Nasional Dapatkan Piala Metronome

 Kapanlagi.com - Lima tokoh musik nasional akan menerima penghargaan Piala Metronome pada ajang penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia (NBMI) 2007.


Kelima tokoh tersebut masing-masing Biolis legendaris Idris Sardi, Benyamin S (Musisi Betawi legendaris), N Simanyngkalit (Bapak Paduan Suara Indonesia), Denny Sabri (Pemandu Bakat Musik kegendaris), dan Tan De Seng (Pengembang Musik Tradisi Sunda).


"Ini sudah tahun keempat kita selenggarakan," kata Iga Mawarni selaku Ketua Panitia Pelaksana, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.


Menurut dia, pemberian penghargaan NBMI diselenggarakan PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi dan Penata Musik Rekaman Indonesia), sejalan dengan Peringatan Hari Musik Indonesia tanggal 9 Maret.


NBMI digelar sejak 2004, dan mulai tahun kedua penghargaannya diberi nama Piala Metronome. Metronome, penghitung waktu irama yang hanya dikenal di dunia musik, dipilih karena menggambarkan soliditas, ketekunan, konsistensi, dalam konteks pengabdian penerima penghargaan.


James F Sundah, salah seorang pengurus PAPPRI, mengatakan, setiap tahun tokoh musik yang dipilih untuk menerima penghargaan didasarkan pada usulan berbagai pihak dari semua kalangan masyarakat, Sabang sampai Merauke.


Kriteria penerima Piala Metronome adalah pengabdian diri dan kontribusi nyata kepada kehidupan dan perkembangan musik dalam negeri, tradisional, klasik hingga pop dengan segala kembangannya.


"Yang dilihat adalah lamanya pengabdian dan kontribusi yang diberikan, tanpa melihat bentuk, seberapa luas dampak positifnya. Usia tidak menjadi penghalang," kata James.


Ia mencontohkan Denny Sabri, yang meninggal dunia dalam usia 43 tahun. Denny, katanya, seorang wartawan yang pernah menerbitkan majalah musik yang menjadi kamus dan panduan musisi, juga pengamat dan pemandu bakat yang melahirkan penyanyi terkenal seperti Nicky Astria, Nike Ardila dan Dian Pishesa.


Benyamin Sueb dinilai sebagai tokoh yang sangat setia mempopulerkan musik Betawi, meskipun profesinya pelawak dan aktor film.


Idris Sardi dan N Simanungkalit dinilai sebagai tokoh yang tekun dan konsisten dalam mengembangkan musik hungga saat ini, dengan karya-karya yang sangat banyak mempengaruhi musisi dari generasi ke generasi.


Sementara Tan De Seng dipilih karena hampir semua pengusul mereferensikan namanya. Bahkan dalam acara perayaan Imlek yang diselenggarakan bersama oleh pemerintah Indonesia dan Cina, nama Tan De Seng menjadi salah satu topik utama yang diperbincangkan.


Penyerahan Piala Metronome NBMI 2007 akan dilaksanakan pada Jumat (23/3) di Studio Utama Metro TV, mulai pukul 19.00-21.00 WIB, dimeriahkan penampilan sejumlah artis ternama seperti Nugie, Warna, Rita Effendy, Ermy Kulit, Trie Utami, Yovie Widianto, Harvey Malaiholo, dan Edo Kondologit.
(Sumber : Kapanlagi.com)
Tips/Cara Mudah Download Musik/Lagu MP3 Indonesia dan Barat/Luar Negeri Di Web Internet Gratis Kombinasi Multiply dan Google


Mencari musik mp3 yang kita sukai melalui download di internet terkadang sangat menyebalkan dan sulit sekali didapat. Entah karena kita diputar-putar situs yang berpura-pura punya mp3, tidak ada yang sharing si software peer to peer / p2p, tidak ada server lokal, antrian download panjang dan banyak lagi masalah lainnya.

Dengan teknik pencarian musik lagu mp3 di internet kombinasi multiply dan google, maka aktifitas mendownload lagu favorit akan menjadi lebih menynangkan dan menantang. Memang cara yang satu ini mugnkin tidak akan dapat menemukan banyak lagu yang anda inginkan untuk didownload, namun setidaknya anda dapat menambah wawasan anda dalam huntung mp3 di dunia maya jagat internet.

Cara mudah dan gampang download mp3 adalah :
- Buka www.google.com atau www.google.co.id di web browser di komputer anda yang terkoneksi dengan internet.
- Ketik di kotak pencarian google "site:multiply.com/music (judul lagu dan artis yang anda cari)" tanpa tanda kutip dan tanda kurung dengan satu spasi setelah /mucic. Contohnya seperti "site:multiply.com/music peterpan bintang di surga" tanpa tanda kutip.
- Lihat hasil pencarian anda dan jika terlihat link yang anda inginkan klik saja dan kemudian anda akan memasuki situs multiply seorang member yang memiliki koleksi lagu yang anda dapat download.
- Apabila yang anda cari di google tadi tidak berhasil anda dapat mencoba menghilangkan "/music" Contoh : "site:multiply.com dewa nurbaya" dan cari-cari lagi yang linknya bisa anda download. Begitu seterusnya sampai dapat.
- Mungkin anda akan mengalami harus memasukkan kata pencarian yang spesifik untuk mendapatkan musik yang anda cari di internet.

Perhatian :
Saat ini teknik ini tidak dapat digunakan karena multiply tidak memperkenankan search engine google untuk mengakses halaman download lagu mp3 anggotanya. Jadi anda dapat tetap mencari mp3 secara manual tanpa bantuan mesin pencari dan menikmatinya tanpa bisa mendownloadnya. Untuk pencarian video klip dapat yang lainnya tetap dapat dilakukan. Terima Kasih... (Sumber : Organisasi.org)
Sejarah Musik Klasik sejak Musik Gregorian tahun 590

Musik Klasik dimulai dengan penemuan Notasi Gregorian tehun 590 oleh Paus Agung Gregori, berupa balok not dengan 4 garis, namun notasi belum ada hitungannya. Paus Gregory semasa hidupnya telah mencatat lagu-lagu Gereja dengan Notasi Gregorian tersebut. sebelum tahun 590 musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis yang dapat dibaca.

Notasi Gregorian Tahun 590

Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu Gereja dalam Notasi Gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 garis sebagai balok not, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni.

Musik Organum 1150-1400

Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).

Musik Diafoni 1400-1600

Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara).

Basso Ostinato Tahun 1600

Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudia diulang pada rangkaian nada lain.

Musik Polifoni Era Barok 1600-1750

Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapun (counterpoint=kontrapunt).

Johan Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapun yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle dari Inggris, Jean Remeau dari Pernacis, Correli dari Itali, dlsb. Lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Papa Yakob.

Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapun Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapun Bebas atau Free Counterpoint.

Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825

Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapun menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.

Musik Klasik Era Romantik 1820-1910

Hampir tidak banyak perubahan dalam kontrapun dan harmoni secara fundamental pada Era Romantik (1820-1910), namun ada kemajuan dalam orketrasi lengkap (dengan penemuan alat musik). Era ini adalah yang terakhir dan masih dapat diterima dengan pendengaran masyarakat umum. Terutama pada musik opera, musik balet, dan walsa wina.

Musik Klasik Modern 1910-sekarang

Musik Modern dengan Musik Atonal dan Politonal telah jauh dari penggemar musik yang menyenangi musik konvensional, karena suara yang disonan dan irama yang tidak teratur membutuhkan konsentrasi dalam mendengar.

Musik Ragtime di Amerika Serikat sejak 1890

Musik Ragtime atau Cincang-Babi, adalah musik Amerika yang dipengaruhi oleh etnis Afrika-Amerika dan musik klasik Eropa. Musik ini mulai terkenal di daratan Amerika sekitar tahun 1890 hingga 1920. Musik ini mempuyai tempo atau irama yang cepat dengan dominasi sinkopasi, namun ada juga yang berirama agak lamban.

Biasanya musik ini dimainkan khusus dengan piano, gaya cincang-babi, dan para pianis dan pencipta antara lain Scott Joplin (1868-1917), James Scott (1885-1938), dan Joseph Lamb (1887-1959).

Musik Blues di Amerika Serikat sejak 1895

Musik Blues juga lahir dari etnis Afrika-Amerika di semenanjung Delta Mississippi pada akhir abad XIX sekitar tahun 1895 dan berlangsung hingga kini. Musik ini lahir dari kehidupan para budak yang bekerja sebagai buruh tani ras Afrika di Amerika, di mana pada saat mereka bekerja atau istirahat sore hari mereka mengalunkan lagu-lagu sedih (blues) yang khas melodi ras Afrika, dan tentu saja dengan lirik-lirik budak yang tertindas pada waktu itu. Pada awalnya lagu blues hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudia baru meraka mempergunakan alat petik gitar sebagai iringan.

Belakangan musik blues ini mempengaruhi perkembangan musik jazz, country, dan rock. Perhatikan bahwa irama dan melodi musik blues sangat kental dengan ras Afrika. Kadang-kadang dalam syair timbul cerita tentang kesedihan mereka sebagai budak dan buruh tani, dan tentu saja perkembangannya sangat dipengaruhi lingkungan urban maupun desa Amerika, di mana ras Afrika mendominasi gaya musik blues.

Para pemusik blues dan pencipta blues, rata-rata orang hitam Amerika, adalah di mana W.C. Handy (1873-1958) adalah bapak blues. Lagu Aunt Hagar's Children dan Saint Louis Blues diterbitkan masing-masing pada tahun 1914 dan 1921.

Musik Pop di Amerika Serikat mulai 1920

Setelah Perang Dunia I berakhir (1918), maka musik baru di benua Amerika lahir yang disebut dengan Musik Populer. Musik ini terutama sebagai musik lantai dansa yang pada waktu itu menjadi populer sekali dan digemari oleh masyarakat seluruh dunia.

Musik Amerika Latin lahir sejak 1857

Ciptaan-ciptaan pencipta pada waktu itu dengan pengaruh latin adalah antara lain dari George Bizets Hababera dari opera Carmen (1875); Scott Joplin’s Mexican Serenade, Solace (1902); Maurice Ravels Rapsodie Espagnole (1907), dan Bolero (1928).

Musik pop latin dimulai sejak dansa latin dikenal, yaitu sejak tahun 1920 juga. Dansa Tango menjadi salah satu balroom dance yang terkenal pada tahun 1920 di Amerika maupun Eropa, di mana lagu Tango yang bertangga nada minor dan melankolik, serta step dansa yang agresif. Setelah itu tahuj 1930 dan 1940 berkembang menjadi salah satu musik yang digemari di dunia, dengan tokoh seperti Xavier Cugat, Peres Prado, dlsb. Irama yang berkembang pada waktu itu adalah Rhumba, Samba, Conga, Salsa, Mambo, dlsb.

Musik Country sejak 1920

Musik Country sering diidentitaskan dengan musik cowboy (penggembala sapi). Musik ini lahir pada rekaman permainan biola country John Carson dengan rekaman "Little Log Cabin in the Lane" oleh Okeh Records pada tahun 1923. Kemudian lahir rekaman oleh Columbia pada tahun 1924 "Old Familiar Tunes". Seperti diketahui steel guitar masuk country pada tahun 1922, di mana Jimmie Tarlton bertemu dengan Hawaiian guitarist Frank Ferera pada pantai barat Amerika.

Mulai tahun 1927, selama 17 tahun Carters merekam sekitar 300 old-time ballads, lagu traditional, lagu country, dll. Selanjutnya pada tahun 1930-an dan 1940-an lagu cowboy menjadi populer di semua film Hallywood. Dan tahun 1939 irama Boogie-woogie menjadi terkenal. (Sumber : Wikipedia)
MUSIK MODERN


Wilayah nusantara terdiri dari berbagai daerah/suku budaya, sehingga kaya akan keragaman seni musik. Musik nusantara sering diidentikkan dengan musik tradisional, sedangkan musik modern berasal dari Barat. Apakah nusantara tidak memiliki musik modern? Seiring dengan perkembangan jaman yang telah mengglobal, seni musik nusantara pun berinteraksi dan dapat pengaruh dari unsur-unsur musik Barat dan lahirlah musik-musik modern nusantara.
Pada umumnya, kaum muda saat ini lebih mengenal musik modern daripada musik tradisional/daerah. Hal ini dapat kita lihat pada setiap konser musik modern selalu dipadati oleh kaum muda dan juga kalau kita perhatikan media musik di HP/komputer kaum muda maka hampir 99,99% adalah album musik modern.
Musik modern nusantara dapat dekelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain:
1. Dangdut, ciri-cirinya: melodi dan harmoni sederhana, tangga nada cendrung minor, ekspresi berdasarkan keserasian lirik, beat konstan, lebih menekankan keindahan gerak.
2. Pop, ciri-cirinya: melodi mudah diterapkan dengan berbagai karakter lirik, fleksibel dan mudah dipadukan dengan dengan jenis lain, lagu mudah disenandungkan dan mudah dipahami, harmoni tidak rumit, tempo bervariasi.
3. Balada, ciri-cirinya: mirip dengan pop, tempo lambat dan sedang, pola melodi bervariasi, lirik ekspresif, mengisahkan suka duka kehidupan.
4. Rock, ciri-cirinya: area nada luas, kekuatan terletak pada dinamika aransemen, lagu sulit disenandungkan, lirik lagu ekspresif, beat cendrung keras, tempo lambat/cepat, harmoni sangat rumit.
Berikut ini beberapa contoh musik modern:
1. sebelum-cahaya-letto
2. Hitamku-Andra TB
3. Kau Curi-J Rocks
(Sumber : Sumber iLmu)

Musik Tradisional Indonesia Perlu diPatenkan

Siapa yang pernah tahu berapa jumlah pasti alat musik tradisional Indonesia. Sungguh sebuah kekayaan intelektual milik budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Namun dilain pihak banyak pula yang tidak mengetahui bahkan sama sekali belum pernah mendengar alat musik tradisional tersebut dimainkan, ditengah derasnya industri musik modern alat musik tradisional ini semakin terpinggirkan. 


Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari pelbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia ‘dicuri’ oleh negara lain[57] untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia. Berikut 28 Jenis Alat musik tradisional Indonesia yang dikutip dari wikipedia antara lain meliputi:


Angklung
Bende
Calung
Dermenan
Gamelan
Gandang Tabuik
Gendang Bali Gendang Karo
Gendang Melayu
Gong Kemada
Gong Lambus
Jidor
Kecapi Suling
Kendang Jawa

thanks Kenong
Kulintang
Rebab
Rebana
Saluang
Saron

Sasando

(Sumber : kapanlagi.com)

Musisi Java Jazz Puji Musik Tradisional
Senin, 8 Maret 2010 16:04 WIB | Hiburan | Musik | Dibaca 1239 kali

Jakarta (ANTARA News)- Musisi yang sempat tampil di Java Jazz seperti Jimmy Haslip dan Steve Thornton, memuji musik tradisional gamelan dan mencoba memainkan beberapa alat musik bersama seniman dalam negeri, saat mengunjungi RRI, di Jakarta, Senin. 

"Alat musik tradisional gamelan sangat bagus. Ini bukan kali pertama saya mendengar musik gamelan, tapi ini kali pertama saya dapat berbagi informasi tentang gamelan dengan begitu dekatnya. Suara yang diperdengarkan dari alat-alat gamelan sangat enak untuk didengarkan," kata Jimmy Haslip yang merupakan pemain bass Yellow Jackets.

Jimmy mengakui dirinya sering mendapatkan inspirasi ketika mendengarkan jenis musik tradisional, dan gamelan salah satunya. 

Yellow Jackets pun pernah membuat permainan instrumen yang diinspirasi dari gamelan. 

Dalam kesempatan tersebut Jimmy sempat memainkan alat musik gambang, sambil didampingi oleh musisi Tanah Air Dwiki Darmawan. 

"Saya tadi sempat bermain salah satu alat musik, dan saya merasa tidak begitu bagus memainkannya. Gamelan itu menurut saya adalah alat musik yang sangat kuno, mendengarkan musiknya bisa merasuk hingga ke jiwa," tutur Jimmy.

Senada dengan Jimmy, Steve yang merupakan seorang mantan pemain perkusi Miles Davis berpendapat, dalam gamelan ia menemukan struktur harmoni, sama halnya ketika ia mendengarkan musik latin."Gamelan memiliki suara yang sangat memukau saya," kata Steve.

Tidak kalah dengan Jimmy, Steve terlihat sangat antusias ketika memainkan alat musik bonang. Tanpa arahan Dwiki atau seniman lainnya, Steve berinisiatif untuk mencoba ritme baru dalam bermain bonang.

Selain bonang, Steve juga menjajal alat musik kendang. Dengan sekali arahan, Steve tampak mahir memukul kendang sehingga membuat para seniman Indonesia bertepuk tangan untuknya.

Kolaborasi Gamelan dan Jazz
Ketika disinggung mengenai kolaborasi musik jazz dan gamelan, baik Jimmy dan Steve berpendapat hal itu mungkin saja terjadi.

"Dalam masa depan, adanya kolaborasi antara jazz dan gamelan sangat mungkin terjadi," kata Jimmy.

Steve menambahkan, kombinasi antara berbagai alat musik bisa memunculkan satu jenis musik. Misalkan dengan memadukan keyboard dan alat musik tradisional. Perpaduan gamelan dengan jazz juga mungkin terjadi.

"Musik membawa kebersamaan bagi semua orang di dunia. Siapa saja bisa mengapresiasi musik tanpa harus mengenal bahasa. Bagi saya, musik itu mengubah hidup saya," tutur Steve.

Kedua musisi asing ini bukan kali pertama bermain musik di Indonesia. Mereka mengakui sangat menyukai budaya dan masyarakat Indonesia.

"Ketika pertama kali saya megunjungi Indonesia, saya sangat terkesan dengan orang Indonesia karena sangat bersahabat dan menyambut kami dengan hangat," ungkap Jimmy.

Ini kali kelima Jimmy mengunjungi Jakarta selain ke Surabaya, Bandung, dan Medan. Jimmy melihat bahwa Indonesia adalah negara yang indah dan memiliki keragaman budaya yang mempesona. 

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Steve. Menurutnya, penonton di Indonesia menyalurkan banyak energi padanya ketika ia bermain di atas panggung dengan sambutan luar biasa.

"Ketika saya tampil di Indonesia, sambutan penonton selalu heboh. Saya suka suara penonton yang berteriak dan saya menikmatinya dari atas panggung," kata Steve. 

Dwiki Darmawan berpendapat musik adalah salah satu alat komunikasi dengan dunia untuk menyampaikan pesan-pesan damai. Ia percaya bahwa musik akan mempermudah kehidupan. 

"Musik yang baik akan memberikan hal yang positif untuk kehidupan manusia. Itu yang terjadi dengan Java Jazza kemarin Banyak musik yang baik di situ sehingga banyak energi positif disalurkan," katanya. (Sumber: ANTARA )